Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi menganjurkan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan rajin blusukan ke sekolah-sekolah. Menurut Seto, dengan blusukan, Anies bisa menjalin komunikasi dengan guru ataupun siswa untuk mencegah tindak kekerasan berupa perisakan (bullying).
"Sistem pendidikan baik di dalam keluarga maupun sekolah bisa diperbaiki dengan perhatian seperti ini," kata Seto saat ditemui di Jalan Jenderal Sudirman, Ahad, 23 November 2014.
"Sistem pendidikan baik di dalam keluarga maupun sekolah bisa diperbaiki dengan perhatian seperti ini," kata Seto saat ditemui di Jalan Jenderal Sudirman, Ahad, 23 November 2014.
Seto mengatakan saat ini kurikulum pendidikan cukup padat dan sulit dicerna oleh sebagian khalayak sekolah. Selain itu, sering ada guru yang kurang kreatif dalam menerapkan sistem pembelajaran. Dampaknya, kata Seto, anak akan mengambil jalan lain. "Mungkin saja saat itu si anak menemui tindakan kekerasan," ujar Seto, yang dikenal sebagai pemerhati anak-anak dan pencipta karakter boneka Si Komo itu.
Seto menduga banyaknya kasus perisakan disebabkan oleh sistem pendidikan di Tanah Air, salah satunya di dalam lingkungan keluarga. "Di Indonesia, tradisi membentak dan memukul dalam mengajarkan anak masih menjadi hal yang wajar," ujarnya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima 622 laporan kasus kekerasan terhadap anak dari Januari hingga April 2014. KPAI mencatat, dalam empat tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap anak tertinggi terjadi pada 2013 dengan jumlah 1.615 kasus.
Pada pertengahan September lalu, kasus perisakan menimpa seorang siswa kelas I Sekolah Dasar Padang Makmur 02, Katingan, Kalimantan Tengah, bernama Dayyan Ahmadi. Dayyan dirisak oleh dua kakak kelasnya hingga mata kanannya bengkak.
_tempo.co/read/news/2014/11/23/078623794/Cegah-Bullying-Anies-Baswedan-Diminta-Blusukan